MUSEUM FATAHILAH
Museum Fatahila adalah museum
sejarah bangsa Indonesia
yang sangat terkenal. Museum ini terletak di jl. Taman fatahilah No.2 – Jakarta. Gedung ini
merupakan gedung tua peninggalan colonial belanda, dibangun pada tahun
1620-1707. Awalnya gedung ini di fungsikan sebagai kantor balai kota, sebelum akhirnya menjadi meseum sejarah Jakarta.
Di Museum Fatahila banyak menyimpan
pesona dari segi bangunannya memiliki daya tahan yang luar biasa. Kira – kira
umur bangunan itu sekitar 300 tahun dan masih utuh hingga sekarang.
Kayu-kayunya belum lapuk, apalagi dinding betonnya yang masih kokoh himgga saat
ini.
Saat kita memasuki bagian depan
museum tersebut tampak anggun dan sederhana. Hanya tampak 2 anak tangga menuju
lantai 2 yang terkesan mewah. Anak tangga tersebut dicat warna merah dan
dihiasi singa ukiran dibagian bawahnya.
Dilantai bawah tersimpan puluhan
koleksi berharga. Mulai dari batu-batuan zaman neolitikum dan peninggalan
kerajaan purnawarman, hingga uang perak dan timbangan barang zaman portugis.
Dilantai atas tersimpan puluhan koleksi puluhan-puluhan furniture. Kursi jati
berumur ratusan tahun, meja pertemuan zaman belanda, lemari arsip zaman VOC,
tempar tidur raksasa, hingga kursi santai dan cermin kuno.
Di
dekat meja pertemuan zaman belanda terdapat lukisan Gubernur Jendral P.A. Van Der
Parra. Disekitar meja itu juga terpajang pedang yang konon dulunya digunakan
untuk eksekusi mati para tawanan kolonial Belanda. Gagang pedang tersebut
terbuat dari emas, dan kira-kira pedang itu telah membunuh ratusan bahkan
lebih.
Didalam Museum
Fatahilah terdapat berbagai prasasti-prasasti diantaranya adalah:
·
Prasasti Ciaruteun
Menurut cerita,
tapak kaki adalah jejak kaki Maharaja Purnawarman yang memimpin Kerajaan
Tarumanegara. Pada awalnya letak batu tersebut berada di pinggiran sungai yang
terletak kurang dari 100 meter di bawah lokasi dimana batu prasasti tersebut
berada saat ini. Pada tahun 1981 batu itu diangkat dan diletakkan dibawah
cungkup seperti apa yang terlihat sekarang. Karena lokasinya awal batu di
sungai ciaruteun, maka batu tersebut dikenal dengan nama prasasti ciaruteun.
·
Prasasti Tugu
Prasasti ini di
temukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Sekarang disimpan di museum di Jakarta.
Prasasti Tugu merupakan prasasti terpanjang yang dikeluarkan pada masa
pemerintan purnawarman pada tahun ke-22.
·
Prasasti
kebun kopi
Prasasti kebun
kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan
Rig, Ciampea, Bogor.
Dibawah gedung, dihalaman belakang
juga terdapat beberapa ruangan penjara bawah tanah yang hingga saat ini masih
terawat. Penjara itu digunakan tentara Hindia Belanda sebagai penjara bawah
tanah untuk menyiksa tawanan pribumi yang melawan pemerintah kolonial. Beberapa
peninggalan yang menguatkan adalah borgol-borgol bola besi yang terlihat sudah
kusam.
Penjara
itu berbentuk setengah lingkaran, gelap, pengap.dan ruangan itu tidak terlalu
tinggi dan lumayan sempit. Para tawanan
dikurung dalam ruangaan itu tanpa ventilasi. Tawanan yang di kurung disana ada
sekitar 80 orang.
Saat
terakhir saya kesana sekitar sebulan yang lalu museum itu memang sangat
menawan, tetapi sangat panas dan pengap. Disetiap ruangan banyak debu dan
banyak benda benda antik dalam perawatan. Pedang yang harusnya terpajang pun
tidak ada karena dalam perawatan.
Riani lestari
3 SA 03
15610877